OWOB Bahas Buku Being Unhappy Is a Choice

OWOB Bahas Buku Being Unhappy Is a Choice

IDENTITAS BUKU

Being Unhappy is a Choice

Penulis : Adi K

Jumlah Halaman : 160 hlm

Terbit September 2022

Penerbit : Elex Media

Pengulas: @literavy

SINOPSIS

Judulnya sangat provokatif bukan? Kok bisa sih ketidakbahagiaan itu pilihan? Siapa yang milih ketidakbahagiaan?Aku?Kamu?Kita?

Pada dasarnya setiap manusia butuh untuk memvalidasi perasaannya baik itu hal positif maupun negatif. Pun ketidakbahagiaan yang menjadi tema pokok buku ini. Kita perlu menyadari bahwa ketidakbahagiaan itu merupakan bagian dari pilihan kita yang salah.

Sulit mengakuinya, tapi setiap membuka lembar demi lembar kita dihadapkan pada sebuah gambaran, kenapa kita tidak bahagia? Apa yang menjadikan kita tidak bahagia? Hingga kita sadar bahwa tidak bahagianya kuta, bisa jadi bukan karena keadaan tetapi kita karena kita memilih untuk terus menyimpan dan merasakan ketidakbahagiaan itu sendiri.

Buku ini menggunakan bahasa Inggris yang mudah kita pahami. Kalimat-kalimatnya yang singkat tidak menjadikannya kehilangan makna yang ingin disampaikan penulis. Malah dengan kalimat sederhana tersebut, pikiran dan hati menjadi lebih mudah menerima pesan tersebut

BAHAS BUKU

Pembahas memilih membahas buku ini karena bisa dibaca sekali duduk tapi pesannya dapet banget jadi bisa jadi rekomendasi bacaan. Bisa dibaca di Gramedia digital kalau kantong kering buat belinya. Sama suka dengan judulnya yang provokatif. Yang dimaksud provokatif adalah selama ini kan banyak yang beranggapan ketidakbahagiaan itu terbentuk karena keadaan, tapi di judul kita diberi realita baru bahwa ketidakbahagiaan itu adalah sebuah pilihan.

Bukunya kayak puisi gitu, tidak terlalu banyak tulisan dan dicampur ilustrasi gambar. Jadi cepat selesai membacanya. kumpulan quote yang sambung menyambung mengajak berpikir ke arah yang diinginkan penulis. Cocok untuk tipe orang melodrama. Biar hidupnya nggak drama mulu dan nggak melo melo melulu. Memandang dari sudut dimana terang dan gelap terpisah tapi menyatu, seperti area abu-abu gitu.

Isinya kalau diibaratkan orang itu lembuut banget. Jadi perasaan sedih, marah, benci dan berbagai hal negatif yang kerp menghampiri otak kita tuh divalidasi, di iya kan terlebih dahulu sebelum masuk ke inti buku tentang ketidakbahagiaan. Kesannya setelah membaca, dalam berbagai kesempatan setelah terpuruk dan terjatuh i have to choose happiness. Berbanding terbalik sama judul kan? Itulah ajaibnya buku ini.

Pendapat pembahas tentang buku ini adalah buku yang ajaib karena mengajak kita untuk meluapkan perasaan negatif dan menerima lalu berbalik haluan untuk letting go semua itu. Mengajarkan kita untuk melihat sisi positif dari setiap hal yang membuat kita tidak Bahagia dan untuk menerima semua perasaan yang ada dulu yang kerap orang lupakan. Kita terlalu sibuk denial sama perasaan kita sendiri jadi susah untuk lepas dari hal itu.

Lebih tepat untuk pembaca di kisaran 13 tahun ke atas. Karena isinya full bahasa Inggris tapi bisa banget dipahami kok sama anak SMP. Terus kan SMP tuh mulai puber mulai ngerasa banyak hal nggak seperti yang kita mau … Juga semua orang yang ngerasa hidupnya “kok aku gini-gini aja sih?” Disadarkan oleh buku ini kalau kebahagiaan itu emang state of mind.

Kadang kala, happiness itu gak bisa dipilih Kak, banyak masalah yang tiba2 datang aja. Misal: gebetan kita nikah dengan orang lain. Kalau dihubungkan dengan buku ini, tahapan untuk happy setelah tenggelam dalam Unhappiness sebagai berikut,

Curhat : benci terhadap situasi

Jeda sejenak dari hal-hal yang membuatmu tidak bahagia

Lalu, sebagai manusia pasti mencari cara buat bangkit, caranya adalah memvalidasi perasaan dan menyadari bahwa kebahagiaan dan ketidakbahagiaan itu sepaket. Kita nggak akan tahu rasanya bahagia kalau sedih aja tuh kita tidak tahu. Lalu setelah bisa berdamai dengan keruwetan itu maka letting go semuanya.

Seperti kata di buku

You can let unhappiness stay

But don’t let it overstay

Kutipan dari buku yang favorit adalah

Yes, life is a mess

But you are not

If you’re looking for perfection this world,

Be ready for a huge disappointment called : reality

Happiness itu bukan berarti nanti ketika kamu mendapatkan apa yg kamu mau.

Tapi pilih happiness sekarang, dimana kamu sudah content (puas) dengan apa yang dimiliki sekarang. Dewasa ini, zamannya media social, kita sering sekali punya role model baik dari relationship, design interior rumah, kendaraan dan sebagainya. Hal tersebut bikin kita melihat ke hal-hal yang tidak kita miliki, hal yang bersifat semu dan bikin lupa hal yang sebenarnya ada di sekeliling kita dan kita miliki  rumah yang hangat, ortu yang peduli dan masih sehat, pekerjaan yang asyik, kasur yang empuk dan cemilan favorit misalnya. Kadang hal-hal sepele bisa bikin bahagia dan jadi alasan untuk bertahan hidup. Ini yang sering dilewatkan. Terlalu ingin memiliki apa yang orang miliki.

Kadang ktia juga bingung antara ingin meraih impian atau puas aja dengan keadaan yang sekarang (notabene masih happy). Menurut pembahas pribadi, nggak apa-apa merasa nggak puas dulu, biar kita termotivasi dan punya goal tertentu dalam hidup. Tapi tetap tanpa melupakan hal-hal yang kita miliki, sehingga lebih mudah buat kita memilah, apa sih hal yang nggak kita miliki dan bikin nggak happy? Mengetahui hal tersebut akan membuat lebih mudah dilepaskan.

Pesan terakhir penutup dari pembahas adalah intinya dalam hidup kita tidak akan mungkin senang terus . Pasti ada sedihnya, sakitnya, rapuhnya, kecewanya dan hal itu nggak akan bisa dihindari. Maka pilihlah dengan bijaksana berapa lama kamu akan memilih untuk tidak bahagia.

Notulen: Ayu Rahayu Hanfiah

Tinggalkan komentar